Bekerja sama dengan KOKAM dan POLRESTA Kota Yogyakarta, juga Angkatan Muda Forum Ukhuwah Islamiyah, para santri berorasi di tengah perempatan Nol Kilometer, mereka menyerukan betapa pentingnya kita untuk menyadari keberadaan propaganda LGBT di sekitar kita.
Selain berorasi di tengah perempatan Nol Kilometer, para santri tersebut juga membagikan stiker-stiker penolakan propaganda LGBT, juga buletin-buletin yang berisi seputar efek samping dari menjadi seorang LGBT -baik secara kesehatan fisik, psikologis, sosial, dan lain sebagainya- di trotoar sekitar perempatan tersebut secara gratis.
Sebagai gantinya, para pejalan kaki baik yang wisatawan lokal, manca maupun warga sekitar, diminta untuk ikut berpartisipasi dengan memberikan tanda tangan dan tanggapannya di spanduk-spanduk yang telah disediakan sebagai bentuk pernyataan sikap terhadap keberadaan LGBT di Indonesia.
Tidak berhenti sampai disitu saja, sebagai pemungkas, para santri Mu’allimin tersebut mengadakan berdoa bersama setelah shalat maghrib berjamaah yang diselenggarakan di Masjid Gedhe. Mereka semua mendoakan supaya generasi muda penerus bangsa ini tidak terkena virus LGBT, dan mampu membawa Indonesia untuk lebih maju kedepannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar